PK-22 Dalam Cerita
oleh: Fahim Khasani*
Tepat
pukul 07.00 Wib peserta program Persiapan Keberangkatan (PK) awardee LPDP
berkumpul di Wisma Hijau kawasan Cimanggis-Depok. Sebuah keberuntungan yang tak
ternilai bisa bertemu dengan para awardee yang datang dari berbagai penjuru
Indonesia, mulai dari Aceh sampai ujung Papua. Sebelumnya kami hanya bisa
komunikasi lewat milis, Email, WA dan Line. Hari pertama lebih banyak digunakan
untuk berkenalan. Meski sebelumnya sudah saling menyapa dan saling bertukar
identitas di dunia maya,namun bertemu secara langsung tetap memberi kesan yang
berbeda.
Program
PK yang diselenggaakan oleh LPDP bertujuan untuk memberi bekal para awardee,
penguatan mental,menanamkan nilai-nilai positif, semangat nasionalisme dan
menguatkan karakter kepemimpinan. Narasumber yang diundang pun bukan sembarang
orang. Mereka adalah tokoh inspiratif yang sudah banyak berkontribusi untuk
Indonesia dan berwawasan luas. Banyak hal baru yang kami dapat, bahkan yang
tidak terpikirkan sebelumnya.
Dulu,
sebelum PK, seorang kawan yang pernah mngikuti PK pernah bepesan; jaga
kesehatan. Nanti saat PK kamu akan tidur tidak lebih dari 2,5 jam. Jadwal kegiatan
dan tugas akan berdatangan meminta jatah waktu. Dan ternyata benar. Pagi-pagi
buta pukul 04.45 kami sudah harus berkumpul di lapangan untuk olahraga pagi. Selanjutnya
pukul 07.30 sampai 11.30 akan diisi dengan talk show. 12.30 sampai 22.00 juga
penuh dengan agenda angkatan atau seminar. Tidak berhenti sampai di situ, meski
secara resmi acara berakhir pada jam 22.00, namun sedemikian tugas angkatan dan
tugas kelompok sudah menanti. Sehingga pukul 02.30 biasaya kami baru bisa tidur
dengan tenang. Meski agenda begitu padat, namun terasa begitu ringan. Hal itu
karena kebersamaan dan kekompakan semua peserta. Sesulit apapun jika dikerjakan
dengan bersama-sama akan terasa mudah. Lebih dari itu, kita juga semakin
mengenal satu sama lain. Dan entah kenapa keakraban kami justru tumbuh
disela-sela agenda yang sangat padat itu.
PK-22
dibuka dengan tari Jai flores dan tari dari Papua. Tari-tarian ini merupakan
persembahan dari angkatan dipersiapkan khusus untuk menyambut Direktur LPDP Bpk
Eko Prasetyo.Senin, 07.00 Wib pak Eko secara resmi membuka PK-22. Setelah itu
dilanjutkan dengan Talk Show bertema ‘What, why and How to LPDP’ yang diisi
langsung oleh Direktur LPDP. Talk Show ini bertujuan untuk menjelaskan
cikal-bakal, filosofi dan segala hal yang berhubungan dengan LPDP.
Malam
harinya, kami diajak untuk berpikir kreatif, selalu produktif dan aktif
menelurkan gagasan yang solutif tentang permasalahan di sekitar kita. Narasumber
kali ini adalah bpk Zainal Abidin, seorang entrepreneur sukses dan Rektor
Institut kemandirian. Beliau bererita banyak tentang jatuh bangunnya memulai
usaha. Lulus kuliah dengan prestasi tinggi tidak lantas menjamin kehidupan yang
lebih baik.menunggu tawaran pekerjaan bukan solusi baginya. Lantas ia berusaha
untuk memuai bisnis.jatuh bangun tak membuatnya menyerah. Ia terus berusaha dan
berusaha. Kini bukan hanya bisnis, ia bahkan mendirikan sekolah entrepreneur yang
diberi nama Institut kemandirian.
Selasa,
18 Nov 2014 kami mengadakan kunjungan ke sebuah sekolah yang tingkat minat
pendidikan tingginya rendah. Dari Wisma
Hijau, kami bertolak ke SMAN 5 Terbuka. Di sana kami berbagi inspirasi dengan
adik-adik.membuka wawasan mereka tentang pentingnya pendidikan tinggi. Masalah finansial
kini bukan lagi alasan untuk tidak mengenyam pendidikan. Betapa banyak beasiswa
bertebaran yang sudah menunggu. Hal itu yang ingin kami sampaikan kepada
mereka. Mereka, siswa SMAN 5 Terbuka,
mayoritas sekolah sambil bekerja. Himpitan ekonomi memaksa mereka untuk
melakukan itu. Meski demikian mereka banyak yang memunyai semangat tinggi untuk
kuliah. Hanya saja impian mereka hampir pupus kala dihadapkan dengan realita
yang tidak mendukung. Oleh karenanya, begitu kami memaparkan tentang peluang
beasiswa, kami melihat ada secercah cahaya di mata mereka. Binar mata menunjukkan
harapan yang mulai tumbuh dan hidup dalam hati. Hal ini tentu sangat positif. Melalui
mereka kami belajar banyak tentang realita hidup yang tak selalu lurus. Apa yang
kita dapat saat ini, sudah semestinya untuk disyukuri. Bersyukur bukan hanya
dengan lisan, namun, lebih dari itu kitta aktualisasikan dalam perbuatan dengan
menjaga dan memanfaatkan dengan baik anugerah Tuhan yang sudah dititipkan
kepada kita.
Masih
tentang inspirasi, sore itu kami kedatangan narasumber unik, nyentrik dan
tentunya sangat inspiratif. Dia adalah Dik Doank. Alumnus IKJ ini dulunya
adalah pelaku seni dan presenter acara olahraga kenamaan. Namun kini
aktifitasnya penuh dengan hal-hal yang bersifat pendidikan. Perhatiannya pada
pendidikan anak jalanan, anak keluarga kurang mampu dan yatim membuatnya trgrak
untuk membuat sekolah gratis untuk mereka. Ia memulai kegiatan sosialnya ini
benar-benar dari nol, tanpa bantuan apapun dari pemerintah. Ia memulainya
dengan membeli tanah miring yang tidak produktif dengan harga yang miring pula.
Sedikit demi sedikit dibangun. Sampai menjadi sebuah kelas alam yang indah. Lebih
tepat disebut taman dari pada kelas. Namun keindahan itu pernah terancam dengan
rencana pemerintah membangun lintasan kereta api yang melalui sekolah alam
tersebut.
Namun,
ia tidak putus asa. Ia membangunnya lagi, lagi dan lagi. Dan kini setelah
melewati masa-masa sulit yang melelahkan, sekolah yang dirintisnya sudah
berdiri megah dan indah. Itu semua berkat kerja keras, semangat untuk tidak
menyerah dan selalu percaya bahwa apa yang dilakukan dengan Ikhlas, Tuhan pasti
akan mengulurkan tanganNya untuk mewujudkan itu. Sebuah Quote menarik dari Dik Doank:
“Jangan mengabdi pada Indonesia. Mengabdilah pada Tuhan dengan sebenar-benarnya.
Ia pasti akan menurunkan rahmatNya untuk Indonesia”.
Hari
keempat. Pagi dimulai dengan upacara bendera. Dengan hikmat semua peserta
mengikuti upacara. Pembina upacara kali ini adalah Dr. Arief Munandar, S.E,
M.E. beliau juga nantinya akan mengisi talk show dengan tema:Menuju Pemimpin
Baru yang Kontributif. Upaca selesai semua peserta langsung memasuki ruangan
dan diskusi pun digelar. Beliau banyak menjelaskan tentang karakter dan
nilai-nilai yang harus dimiliki seorang pemimpin. Nilai-nilai tersebut sama
dengan nilai yang diperjuangkan oleh LPDP, Yaitu: Integritas, professional,
sinergi, melayani dan sempurna.
Berikutnya,
narasumber adalah seorang purnawirawan angkatan laut. Meski sudah berusia 75
tahun, tapi semangat yang dimiliki bahkan mengalahkan generasi muda. Beliau menceritakan
pengalamannya sewaktu di TNI bagaimana tetap disiplin dalam menjaga integritas
dan profesionalitas. Tanpa ada keduanya bangsa ini akan hancur. Beliau adalah
Laksda (Purn) Husein Ibrahim. “Potensi laut Indonesia sungguh melimpah dan itu
bukan didapat dengan mudah. Perjuangan, darah, bahkan nyawa dikorbankan oleh
pendahulu kita untuk menjaga wilayah laut NKRI. Kita cukup memanfaatkannya dan
menjaganya demi kedaulatan bangsa”, papar beliau.
Selanjutnya
adalah sesi yang palingg ditunggu oleh semua peserta, outbound. Pukul 00.30
semua peserta berangkat dari Wisma Hijau menuju lereng gunung Tangkuban perahu
di Lembang – Bandung. Acara yang bertajuk ‘Building Unshakable Mentality Race’
dimulai dengan games-games yang menyegarkan. Setiap kelompok diberi permainan
yang melatih profesionalitas, integritas dan sinergi semua anggota. Semua game
hanya bisa diselesaikan dengan baik jika tim mampu menjaga kekompakan.
Setelah
istirahat, flying fox, human jump, menyeberang jurang hanya dengan 2 buah tali
dan Paint ball sudah siap menanti. Kesemuanya melatih keberanian, mental dan
skill. Sungguh memacu adrenalin. Saya baru kali ini mengikuti hal-hal menantang
seperti ini. It’s amazing. Unforgetable moment. Outbound ini lebih merekatkan
kebersamaan yang sudah ada sejak hari pertama. Seakan angkatan pk-22 ini sudah
seperti keluarga.
Hari keenam, narasumber yang diundang juga
tidak kalah inspiratif. Yaitu: mas Rangga Almahendra dan Hanum Rais (penulis
novel 99 cahaya di langit Eropa). Mereka berdua bercerita tentang serba serbi
studi dan hidup di Negara orang. Menurutnya belajar di luar negeri setidaknya
memiliki 3 keuntungan:
- - Memiliki
networking yang kuat
- - Mendapatkan
resources yang tidak bisa diperoleh di dalam negeri
- - Membangun
karekter yang positif.
Bagi
awardee yang hendak membawa keluarga, mereka juga memberikan tips-tips khusus.
Hari
ketujuh, sekaligus puncak acara PK-22 semua peserta mengenakan dresscode
pakaian adat masing-masing daerah. Semua menyanyikan lagu Indonesia raya,
Bagimu Negeri dan Mars Pk-22. Disusul dengan pemutaran video acara PK dan
penganugrahan peserta. Setelah sambutan sekaligus penutupan oleh direktur LPDP,
para peserta mempersembahkan drama musikal yang mengisahkan ‘Andhe-Andhe Lumut’.
Begitu banyak kenangan-kenangan indah selama PK. Meski Cuma 7 hari, namun kesan
dan kenangan yang dihasikan tak akan hilang dari ingatan. Kebersamaan, kekompakan,
canda-tawa tak akan pernah terlupakan. Mungkin kebersamaan ini tak akan terjadi
lagi, tapi komitmen untuk bersama menjaga dan memajukan Indonesia tak akan
pernah mati.
Terima kasih Panitia PK-22, Terima kasih LPDP, Terima kasih
Indonesia.
Salam
Sedya, Sena, Sura.
Indonesia,
Bangkit!.
*Awardee LPDP, PK-22
ijin nyimak gan informasinya
BalasHapusmenarik dan bermanfaat nih infonya
thanks ya, sukses terus
Semua menyanyikan lagu Indonesia rayaa
BalasHapussiip, mangtap
BalasHapusCerita nya menggugah semangat Sam..
BalasHapusMantapp..